Ads Responsive
Wednesday, August 3, 2016

Kopi Sianida Mirna Memang berita Yang Sangat Heboh

Ads Responsive

 Kopi Sianida Mirna

 Kopi Sianida Mirna Memang berita Yang Sangat Heboh

Liputan6.com, Jakarta - Nama Amir tiba-tiba mencuat dalam kasus kopi sianida Wayan Mirna Salihin. Pria yang berprofesi sebagai wartawan itu mengaku-ngaku sebagai anggota kepolisian Mabes Polri, dan mengatakan kepada Kafe Olivier bahwa salah satu karyawannya terlibat dalam pembunuhan Mirna.

Aksi Amir terbongkar setelah Manajer Kafe Olivier, Devi, menelepon kepolisian mengenai keberadaan Amir di kafe tersebut. 

Selain cerita soal Amir, dalam sidang pembunuhan di Pengadilan Jakarta Pusat dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso terungkap kondisi jasad Mirna saat pertama diotopsi. Kemudian ada pula penjelasan dari ahli soal perbedaan heroin dan sianida.

Ayah mendiang Wayan Mirna Salihin, Darmawan Salihin, mengungkap seorang pria yang menyebut ada keterlibatan pihak Kafe Olivier dalam peristiwa tewasnya Mirna Salihin. Bahkan pria tersebut menuding barista Rangga menerima Rp 140 juta dari pembunuhan tersebut.

Pria tersebut diketahui bernama Amir. Dia adalah seorang wartawan, tapi mengaku sebagai anggota kepolisian dari Mabes Polri. Amir kini mendekam sel tahanan Polda Metro Jaya setelah penyidik Subdit Jatanras menerima pesan dari Olivier.

Aksi Amir terbongkar setelah Manajer Kafe Olivier, Devi, menelepon kepolisian mengenai keberadaan Amir di kafe tersebut. 

"Ini waktu kejadian, pada saat di TKP (Tempat Kejadian Perkara), Devi telepon ke polisi. Bilang begini 'Pak ini ada orang ngaku dari Mabes. Apa betul? Karena di sini ada orang saya nerima duit Rp 140 juta menurut dia'," ungkap Darmawan menirukan ucapan Devi, saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016), sebelum persidangan dengan terdakwa 
Jessica Kumala Wongso.

Hasil penyelidikan pihak kepolisian, motif Amir menuding pihak kafe bersekongkol dalam kematian Mirna adalah untuk memeras kafe tersebut. Namun pihak kafe tidak mudah percaya dan segera melaporkan kepada pihak kepolisian. 

"Pas ditangkap Jatanras, dia (Amir) bilang 'Enggak tuh. Saya cuma bercanda'. Dia bilang iseng, enggak ada duit," kata Darmawan.

Meski demikian, polisi tidak melanjutkan proses hukum Amir. Karena dia belum menerima duit dari korban yang jadi sasaran pemerasan.

"Karena belum terima duit dari Olivier, ya enggak bisa (diproses). Tapi sudah dicatat (polisi)," tutur Darmawan.

Selain itu, ia yakin barista Rangga yang dituduh meracuni Mirna dan menerima Rp 140 juta tidak bersalah. 

"Dia (Amir) bikin ngarang-ngarang. Ini rekening Rangga. Dia enggak punya rekening lain. Ada enggak (saldo) 140 juta?" tanya Darmawan sambil menunjukkan fotokopi rekening bank Rangga.

"Ini buku tabungan dan KTP asli. Lihat ya, ini (punya) Rangga. Bukan jin atau setan," sambung Darmawan.

 Persidangan pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso kembali dilanjutkan. Agendanya adalah mendengarkan keterangan ahli forensik yang mengautopsi jasad Wayan Mirna Salihin.

Ahli yang dihadirkan adalah dokter forensik dari Rumah Sakit Pusat Bhayangkara Raden Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, dr Slamet Poernomo.

Kepada hakim, Slamet menuturkan bahwa dirinya diminta bantuan oleh penyidik kepolisian untuk mengautopsi jasad Wayan Mirna Salihin, 9 Januari 2016, tengah malam, atau tiga hari setelah Mirna tewas usai menyeruput es kopi Vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

"Kami diminta penyidik untuk pengambilan sampel toksikologi," kata Slamet di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Autopsi dilakukan sekitar pukul 23.30 WIB hingga 01.00 WIB, Sabtu 10 Januari 2016. dr Slamet tidak sendiri. Dia bersama dokter forensik lainnya, yaitu dr Arif Wahyono. Jasad Mirna saat itu dalam kondisi sudah diawetkan dan sudah dirias.
Bercak Hitam

Sampel toksikologi tersebut diambil dari isi lambung, empedu, urine, dan hati. Slamet menemukan ada yang tidak biasa dari lambung Mirna.

"Kami lihat dari daerah luar bercak berwarna hitam, seharusnya lambung berwarna putih, tapi ini berwarna kehitaman, terutama di bagian bawahnya," beber Slamet.

"Kami dapatkan bahwa lapisan terluar atau lapisan dalam itu sudah rusak, sudah mengalami iritasi," dia menambahkan. 

Belajar dari pengalaman autopsi, kerusakan lambung tersebut diakibatkan benda-benda yang bersifat korosif atau merusak jaringan tubuh.

"Pada waktu itu kita belum bisa menyebut zat-zat itu apa, asam atau basa yang kuat. Biasanya berupa sianida, arsen, bisa juga H2SO4 atau asam sulfat," kata Slamet.
Majelis Hakim sidang pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso menghadirkan ahli forensik. Dia adalah Dokter Spesialis Forensik RS Polri Kramatjati, dr Slamet Purnomo.
Dalam keterangannya, dr Slamet mengungkapkan salah satu efek bila seseorang menelan racun sianida adalah tidak mengeluarkan busa dari mulut. Padahal, saat Mirna pingsan usai minum kopi, sejumlah saksi mengaku melihat busa keluar dari mulutnya.
"Sianida tidak mengeluarkan busa. Ada cairan buih yang keluar dari mulut tapi tidak berupa busa," jelas Slamet.
Kemudian, penasihat hukum Jessica Wongso, Otto Hasibuan bertanya, "Bagaimana kalau seseorang meninggal dunia karena menelan ekstasi atau heroin dalam jumlah banyak?"
"Kalau meninggal karena heroin bisa mengeluarkan busa karena paru-paru membengkak," jawab Slamet.
Saat memeriksa jasad Mirna, Slamet mengambil sampel dari lambung, empedu, urine, dan hati Mirna. Dari sampel itu ditemukan adanya yang tidak biasa.
"Kami lihat dari daerah luar bercak berwarna hitam, seharusnya lambung berwarna putih, tapi ini berwarna kehitaman, terutama di bagian bawahnya," beber Slamet.
"Kami dapatkan bahwa lapisan terluar atau lapisan dalam itu sudah rusak, sudah mengalami iritasi," dia menambahkan.
Belajar dari pengalaman autopsi, kerusakan lambung tersebut diakibatkan benda-benda yang bersifat korosif atau merusak jaringan tubuh. "Pada waktu itu kita belum bisa menyebut zat-zat itu apa, asam atau basa yang kuat. Biasanya berupa sianida, arsen, bisa juga H2SO4 atau asam sulfat," kata Slamet.



Ads Responsive

Share this

ShareShareTweet
Tags :

Just someone who proud to be called as Blogger, love to make Blogger template to spend a spare time.

Related : Kopi Sianida Mirna Memang berita Yang Sangat Heboh